Selamat Datang, RS Vertikal Riau: Megah, Rujukan Masyarakat (1)

Riau, Indonesia–Tahun depan, jika tak ada aral melintang, Provinsi Riau bakal memiliki rumah sakit (RS) yang cukup prestisius yang siap beroperasi pada Juli, yang menjadi kebanggaan masyarakat tak hanya di Riau tapi paling tidak di Pulau Sumatra. Pembangunannya kini tengah berlangsung.
Menjadi rumah sakit yang prestisius, paling tidak hal itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi provinsi yang berjuluk Bumi Lancang Kuning ini karena mampu meyakinkan Pemerintah Pusat untuk membangun RS otak dan jantung di sini. Bahkan sampai mendapat perhatian Presiden sebelumnya, Joko Widodo hingga pada pemerintahan Prabowo Subianto sekarang ini.
Gedung yang bakal menjadi tempat pelayanan kesehatan masyarakat itu bernama: “Rumah Sakit Vertikal Riau,” berlokasi di Jalan Naga Sakti, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Binawidya, Kota Pekanbaru.
Menjadi dambaan masyarakat, karena sebagaimana pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Sri Sadono Mulyanto yang tayang di pelbagai media, rumah sakit ini bakal menjadi pusat layanan kesehatan rujukan bagi masyarakat Riau dan sekitarnya. Seluruh biaya pembangunan RS Vertikal Riau dikucurkan dari kocek Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024, 2025 dan 2026 melalui Kementrian Kesehatan (Kemenkes). Dengan sistem multiyears contract (MYC/tahun jamak).
Bangunan rumah sakit nantinya diperkirakan terdiri dari 8 lantai. “Targetnya rumah sakit otak, jantung dan uronefrologi ini akan memuat sekitar 350 tempat tidur, yang nantinya bisa berkembang menjadi 450 tempat tidur. Layanan ICU (Intensive Care Unit, red) jantung juga akan tersedia. Sehingga pasien tidak perlu lagi dirujuk ke Jakarta,” ujar Sri Sadono, dikutip dari laman Media Center Riau, yang tayang pada Rabu (5/3-2025) lalu.
Proses pembangunan
Dari pantauan dataprosa.com, pada bulan puasa lalu hingga beberapa hari pasca Lebaran, aktivitas pekerjaan pembangunan konstruksi sudah berlangsung.
Di lokasi proyek, sudah terlihat segelintir aktivitas pekerja dan sejumlah alat berat.
Berdasarkan catatan dataprosa.com, khusus untuk pembangunan konstruksi, ini ada pun kontraktor pelaksana proyek selaku pemenang tender kegiatan “Konstruksi Fisik dan Bangunan Pembangunan RS UPT Vertikal Riau” yang dipublikasi pada Layanan Sistem Pengadaan Elektronik (LPSE), yakni PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
Nilai pagu paket kegiatan yaitu Rp784.491.000.000,00 dengan harga perkiraan sendiri (HPS) paket Rp784.491.000.000,00.
Saat pelaksanaan lelang kegiatan diumumkan, peserta tender cukup membludak, 131 peserta.
Ada pun para peserta lelang kegiatan proyek Pemerintah Pusat di bidang konstruksi itu sebagaimana yang tercatat, antara lain yang berada di urutan pertama, yaitu PT PP (Persero) Tbk yang mengajukan penawaran Rp663.243.270.000,00. Urutan kedua, PT Adhi Karya (Persero) Tbk penawaran Rp700.000.000.000,00. Ketiga, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Rp752.091.700.000,00, dan lain-lain.
Untuk menyaksikan pelaksanaan proyek Kemenkes itu langsung di lapangan, bukanlah perkara sederhana. Pihak-pihak yang berkompeten terkait proyek, terkesan tertutup rapat. Tak ada peluang sama sekali untuk mendapatkan akses informasi secara resmi di sana.
Wartawan dataprosa.comhanya bisa melihat-lihat aktivitas kegiatan dari celah-celah dinding pagar yang menutupi area proyek yang tengah berlangsung.
Kuat dugaan, Jumat (11/4-2025) lalu, misalnya, dataprosa.com menyaksikan di areal kerja, untuk alat berat tower crane hanya ada 1 unit. Kemudian, 2 unit dump truck dan peralatan lainnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dataprosa.com, guna melaksanakan kegiatan berbiaya lebih dari setengah triliun rupiah itu antara lain diperlukan peralatan utama Mulai dari tower crane dengan kapasitas minimal 2, 5 ton setinggi 74 meter; mobile crane kapasitas minimal 25 ton; passenger hoist 2 ton, concrete pump; dump truck yang juga dengan kapasitas minimal dan lain-lain. Menurut sumber, peralatan utama yang diperlukan total seluruhnya 27 unit.
Sekadar gambaran, dari penelusuran dataprosa.com di media sosial (Medsos), untuk biaya sewa 1 unit tower crane saja, umpamanya, ada yang Rp1, 3 miliar sebulan. Lalu, biaya sewa mobile crane 1 unit bisa mencapai Rp60 juta satu bulan.
Selain tersumbatnya akses memperoleh informasi dengan menyaksikan kegiatan yang tengah berlangsung di lapangan, keberadaan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kegiatan Konstruksi Fisik dan Bangunan Pembangunan RS UPT Vertikal Riau bernama Cipta Harisma, juga tak jelas keberadaan kantornya di Riau.
Wartawan media ini yang berupaya menghubungi Cipta Harisma selaku PPK guna melakukan konfirmasi, juga tidak memperoleh informasi yang jelas mengenai keberadaannya.
Begitu juga dengan pihak-pihak yang relevan terhadap kegiatan proyek yang ditelusuri dataprosa.com di Pekanbaru, tidak ada yang mengetahui di mana Cipta Harisma berkantor di Pekanbaru. Ada yang bilang, Cipta selaku PPK berkantor di Kemenkes di Jakarta. p-01
788 kali dilihat, 12 kali dilihat hari ini