Refleksi Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Riau

Catatan: Ramses Lumban Gaol
Paling tidak, sejak 1995 hingga kini pelaksanaan Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Provinsi Riau di Kota Pekanbaru sudah berlangsung hampir tiga dekade.
Di tengah perjalanannya, diperkirakan memang ada kira-kira 3-4 tahun berturut-turut, vakum. Namun untuk seterusnya, berlangsung konsisten setiap tahun.
Panitia Natal Wartawan Riau setiap menjelang Bulan Desember dibentuk, untuk kemudian membubarkan diri usai perayaan Natal sesudah seluruh urusan administrasi Panitia, rampung.
Tapi yang perlu menjadi catatan, saat proses kepanitiaan Natal Oikumene Wartawan Riau yang perdana dibentuk, tidak segampang makan lappet, kuliner jajanan khas Batak yang rasanya luar biasa itu. Saat itu sempat juga ada “kerikil-kerikil kecil,” pro dan kontra di antara sesama wartawan Kristen. Namun meski begitu, acara tetap berjalan sesuai rencana.
Adalah Robinsar Siburian beserta beberapa rekannya yang menggagas pelaksanaan Natal di lingkungan wartawan Riau, di Kota Pekanbaru, untuk pertama kali itu.
Kepada dataprosa.com, Kamis (26/12-2024), di Hotel Grand Cokro, Pekanbaru pada saat gladi bersih rencana pelaksanaan Natal yang dilakukan pada pagi hingga siang, Robinsar mengisahkan, dulu dirinya bersama Agus Salam Marbun, Rafles Sihombing (Nababan) dan Kasman Sihotang menjumpai A Jeks Marbun di kediamannya yang sekaligus berfungsi sebagai kantor perwakilan media cetak yang dipimpinnya, di Jalan Dahlia, Pekanbaru, Provinsi Riau yang lokasinya persis di depan Kantor Polisi Kehutanan (Polhut) Riau. Itu terjadi di Bulan Juli 1995.
Sekadar mengingatkan, mendiang A Jeks Marbun merupakan salah satu yang dituakan di lingkungan wartawan asal Sumatera Utara (Sumut) waktu itu. Dia juga merupakan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Daerah Tingkat (Dati) I Riau, yakni selaku Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan Masyarakat (Kesra). Sementara di lain pihak, Robinsar tercatat sebagai Anggota Madya PWI Riau.
Ada pun di antara mereka yang “menghadap” A Jeks bersama Robinsar tadi, yaitu Agus Salam Marbun, semasa hidupnya di lingkungan para koleganya lebih populer dengan nama “Akong.”
Kepada dataprosa.com, Robinsar menuturkan, kedatangan mereka di Bulan Juli 1995, itu langsung menyampaikan kepada A Jeks usulan rencana untuk membuat acara Natal di lingkungan wartawan di Pekanbaru. “Ini kami sampaikan berdasarkan aspirasi kawan-kawan Kristen di Pekanbaru,” ujar Robinsar kepada A Jeks didamping para sobatnya, seperti yang diceritakannya kepada dataprosa.com.
“Wah! Bagus itu!” begitu reaksi A Jeks kepada Robinsar dan kawan-kawan.
Maka usai menyambut dan mendukung penuh usulan itu sekanjutnya ayah kandung Hubertus Hence Marbun yang kini menjabat Kepala Kantor Imigrasi (Kakanim) Pekanbaru itu langsung bilang: “Saya siap jadi Ketua!” tandas A Jeks.
Sebelum mengusulkan rencana Natal kepada A Jeks, jauh-jauh hari Robinsar memang sudah beberapa kali melakukan pertemuan dan membahas hal itu dengan rekan-rekan wartawan Kristen lainnya di Pekanbaru. Lokasi pembahasan yang paling sering digunakan yakni di Kedai Kopi Murni, di Pasar Senapelan (lebih dikenal dengan nama “Pasar Kodim”) persis di depan Terminal oplet (angkot) Pekanbaru waktu itu.
Kedai Kopi Murni berbentuk ruko itu merupakan salah satu posko yang menjadi favorit wartawan khususnya asal Sumatera Utara. Dan sebagai tambahan informasi selingan, Kedai Kopi ini juga menjadi tempat mangkal wartawan senior Nurbahrij Yoesoep. Di Kedai Kopi Murni, nama-nama macam Robinsar, Alamsyah Marbun, Rahman Lumban Gaol dan belakangan Ramses, sangat akrab dengan Nurbahrij Yoesoep yang menyapanya dengan “Guru.” Kecuali Ramses yang menyebut Nurbahrij dengan kata “Pak.”
Beberapa nama wartawan Kristen yang sering membahas rencana Natal di Kedai Kopi Murni, yang diingat Robinsar, di antaranya Marasudin Sagala, Rafles, Kasman Sihotang, Sori Sinambela, Akong, Alamsyah Marbun, dan Rahman Lumban Gaol.
Lalu, di Bulan September 1995, melalui rapat, Panitia Natal pun dibentuk. Sesudah melalui berbagai dialog sesama wartawan, kepanitiaan pun disepakati dengan nama: “Panitia Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Riau.” Secara aklamasi, A Jeks dipilih menjadi ketua Panitia untuk pertama kali.
Kata “Oikumene” dicantumkan, mengingat para wartawan yang tergabung di dalamnya terdiri dari berbagai denominasi gereja. Umpamanya, ada wartawan dari Gereja Katolik, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan lain-lain.
Lantas, untuk dua kata “Insan Pers,” ceritanya lain lagi. Seperti yang dikisahkan Robinsar, saat itu wartawan yang Kristen jumlahnya masih bisa dihitung jari.
Sebagaimana dipahami, di era sebelum berlangsungnya reformasi 1998 di Indonesia, media massa masih dalam bentuk cetak dan elektronik seperti radio dan televisi.
Jadi di Provinsi Riau, khususnya Pekanbaru, waktu itu ada sejumlah harian maupun mingguan dan majalah yang terbit di berbagai kota khususnya Jakarta, Medan, Sumatera Barat (Sumbar) dan seterusnya, namun biro atau perwakilannya ada di Pekanbaru.
Di setiap biro atau perwakilan itu sendiri, selain wartawan, ada yang bertugas di bagian distribusi (loper), pemasaran, periklanan dan lain-lain. Saat itu muncul pemikiran bahwa mereka ini meski bukan wartawan, juga merupakan bagian dari lingkungan yang berkaitan dengan pers. Maka kata “Insan Pers” pun disematkan pada Natal Oikumene Wartawan menjadi “Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Provinsi Riau.” Dengan begitu, maka para wartawan Kristen yang jumlahnya tak seberapa itu bisa menjadi signifikan untuk merayakan Natal.
Apakah saat pertama kali pembentukan Panitia Natal Wartawan, berjalan mulus?
Tunggu dulu!
Yang mengejutkan, faktor eksternal seperti masyarakat luas, khususnya pemerintah setempat justeru betul-betul mendukung. Yang sempat menjadi sandungan dari “batu-batu kerikil kecil,” malah datang dari kalangan interen wartawan Kristen sendiri.
Usai menerima usulan wartawan Kristen yang berencana merayakan Natal, selaku anggota PWI Riau, A Jeks kemudian melapor kepada Bos-nya bernama Rida K Liamsi Ketua PWI Cabang Riau. Tanpa banyak cengkonek, Rida K Liamsi langsung memberikan dukungan penuh. Robinsar menjelaskan kepada dataprosa.com, bahkan Rida K Liamsi hadir pada acara memberikan kata sambutan.
Di tahun-tahun selanjutnya ada beberapa kali gedung kantor PWI Riau yang beralamat di Jalan Sumatera, Pekanbaru dijadikan kantor Sekretariat Panitia Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Riau secara temporer.
Dukungan penuh itu juga datang dari Gubernur Riau yang waktu itu dijabat Soeripto. Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Kabiro Humas) Kantor Gubernur Dati I Riau Asparaini Rasyad mewakili Gubernur Soeripto turut hadir memberikan kata sambutan pada perayaan Natal perdana wartawan Riau.
Tapi tak semua anak domba berani memikul salib di tengah-tengah kawanan serigala. Memang ada yang terang-terangan maju, tapi ada yang “malu-malu kucing.” Bisa jadi dalam kehidupan kini, ada yang berperilaku seperti Petrus, salah satu murid Yesus, yang sempat menyangkal bahwa dirinya mengenal Yesus, seperti yang tertulis pada Alkitab, Matius 26:69-75. Di ayat ini, Petrus menyangkal bahwa dirinya mengenal Yesus. Padahal, dia adalah satu di antara 12 murid Yesus.
Begitu juga dari kalangan wartawan Kristen sendiri, saat itu muncul beragam reaksi pada proses membidani kepanitiaan Natal. Dari pengamatan dataprosa.com yang di-iya-kan Robinsar, pada saat Panitia akan dibentuk, saat itu terjadi pro dan kontra: ada wartawan yang menolak dan ada juga setuju tapi “malu-malu kucing,” selain mereka yang tegas mendukung. Ada juga memang, yang karena merasa dirinya wartawan, ikut bersama merayakan Natal wartawan kala itu.
Si pemilik nama Ramses, umpamanya saat dataprosa.com mewawancarai Robinsar, sempat lupa apakah Ramses pernah ikut natal perdana. Robinsar mengingatkan, Ramses memang ikut bersama merayakan Natal wartawan pertama kali di tahun 1995 itu. “Tapi bukan pengurus,” ucap Robinsar.
Selain nama-nama yang sudah disebutkan, mulai dari mereka yang menemui A Jeks hingga nama-nama yang menjadi partner Robinsar dalam proses pembentukan Panitia perayaan Natal wartawan, mereka yang ikut Natal perdana pada 20 Desember 1995 itu yang sempat diingat Robinsar, yakni Dodianto Simbolon, Sabar Panggabean, PH Sitompul dan Joni Simatupang.
Kepada dataprosa.com Robinsar menceritakan, secara umum lupa siapa saja nama-nama pengurus Panitia Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Riau saat pertama kali dibentuk. Yang dia ingat yaitu A Jeks selaku Ketua, sedangkan dirinya dipilih sebagai Wakil Sekretaris merangkap Anggota Seksi Keamanan yang dikomandani Akong.
Robinsar merangkap jabatan selaku Wakil Sekretaris dan anggota Seksi Keamanan, saat itu Panitia kekurangan personil wartawan untuk mengisi seluruh pos kepengurusan.
Dia kemudian menjelaskan, Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Riau pertama berlangsung di Gedung Kebudayaan, yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, yang sekarang persis berada di seberang jalan di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau. Sedangkan sekretariat panitia yang pertama yaitu di kediaman A Jeks, Jalan Dahlia, Pekanbaru.
Untuk tahun-tahun selanjutnya, perayaan Natal Wartawan berlangsung mulai dari Aula Brimob Riau dan Gedung Dang Merdu yang sekarang bernama Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri, Jalan Jenderal Sudirman No 462, Kota Pekanbaru. Juga pernah dilaksanakan di Gedung Juang hingga di berbagai hotel di Pekanbaru.
Sedangkan kantor Sekretariat Panitia, dari kediaman A Jeks, selain pernah beberapa tahun berkantor di gedung PWI Riau, berlanjut di berbagai tempat lainnya.
Dalam setiap kali menyambut Perayaan Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Riau, dataprosa.com pun mengutip seperti yang tertulis di Alkitab.
“Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya,” Markus 1:3.
Lalu?
“Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil,” Yohanes 3:30.
Dari pengamatan dan mengikuti Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Riau selama ini, dataprosa.com melihat Robinsar Siburian masih tercatat sebagai panitia dan aktif mengikuti perayaan Natal sejak 1995 hingga kini. Tapi, selama itu pula dataprosa.com belum pernah menyaksikan Robinsar duduk di tempat barisan paling depan bersama-sama dengan Pendeta, misalnya.
Tulisan singkat ini dibuat, tentu masih jauh dari sempurna, yang masih perlu di-evaluasi. Tapi biar bagaimanapun, informasi ini diupayakan untuk lebih obyektif, berusaha kian mendekati sejarah Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Riau yang mengarah kepada realita yang sebenarnya.
Catatan sejarah Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Riau yang sejati, hanya ada di “Perpustakaan Sorga.” Yang tak mungkin lolos dari potensi “penyelewengan sejarah” baik sengaja atau pun tidak, oleh para pelakunya.***
852 kali dilihat, 18 kali dilihat hari ini