DPRD Riau: Fasilitas Aduhai, Rapat Paripurna Molor!

Pekanbaru, Indonesia-Dari informasi yang beredar, setiap kali berlangsung rapat paripurna di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau di Kota Pekanbaru, nyaris tak pernah tepat waktu. Bahkan mau molor hingga berjam-jam dari jadwal rapat yang sudah ditentukan.

Guna menelusuri informasi tersebut, dataprosa.com kemudian mengikuti Rapat Paripurna di Gedung DPRD Riau yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru, yang terbuka untuk umum.

Pada layar pengumuman elektronik di depan ruang rapat paripurna di Lantai 2 Gedung DPRD Riau tercatat, jadwal Rapat saat itu berlangsung pada Kamis, 24 November 2022 pukul 10.00 WIB di Ruang Paripurna.

Begitu jam menunjukkan pukul 10.00 WIB, belum terlihat ada tanda-tanda rapat dimulai. Namun di sana sudah muncul Khuzairi, Kepala Bagian (Kabag) Persidangan dan Produk Hukum, Sekretariat DPRD Riau.

Tiga menit sesudah pukul 10.00 WIB, di lantai 2 itu kemudian muncul Brigjen (Purn) H Edy Afrizal Natar Nasution, Wakil Gubernur Riau yang langsung disambut Khuzairi. Khuzairi mengiringi Edy menuju kamar tunggu khusus, bukan Ruang Paripurna karena memang belum terlihat ada “tanda-tanda kehidupan” rapat paripurna segera dimulai.

Lalu, pada pukul 10.25 WIB di Lantai 2 itu melalui pengeras suara terdengar seorang pria mengingatkan agar rapat paripurna dimulai.

Satu menit kemudian, suara pria itu kembali terdengar melalui pengeras suara. “Kepada Yang Terhormat Anggota Dewan untuk dapat hadir di ruang rapat,” ulang pria tersebut. Tapi suara ini berlalu begitu saja.

Himbauan agar rapat dimulai tidak hanya disampaikan pria itu saja. Ada berkali-kali
kemudian, disuarakan oleh wanita yang juga melalui pengeras suara, untuk mengingatkan para anggota dewan.

Barulah pada pukul 11.04 WIB, lagu “Indonesia Raya” berkumandang di ruang Rapat Paripurna, gedung DPRD Riau sebelum rapat berlangsung.

Tak dapat dibayangkan, apa yang dilakukan Edy Natar selama kira-kira satu jam di ruang tunggu yang tertutup rapat-rapat, sebelum acara dimulai.

H Agung Nugroho, Wakil Ketua DPRD Riau yang memimpin rapat. Sedangkan dari pihak Pemerintah Provinsi dihadiri H Edy Natar mewakili Gubernur Riau H Syamsuar.

Turut hadir antara lain unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Riau, para Asisten, para Rektor dan Direktur Perguruan Tinggi di Riau, Tokoh Masyarakat, insan pers dan tamu undangan lainnya.

Dari 64 anggota DPRD Riau, 33 yang menandatangani daftar hadir. Rapat berjalan secara langsung dan virtual.

Lalu, mengapa rapat paripurna itu sampai molor kira-kira satu jam?

Baik Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho dan Khuzairi yang dihubungi dataprosa.com masing-masing di tempat terpisah usai rapat paripurna, memberikan penjelasan berbeda.

Agung Nugroho beralasan, molornya rapat karena sebelumnya pada pagi itu juga ada rapat Komisi-Komisi di DPRD Riau.

Alasan Agung itu tak senada dengan apa yang disampaikan Khuzairi. “Nunggu kuorum, Pak,” tulisnya kepada dataprosa.com, menjawab mengapa rapat sampai molor, melalui aplikasi WhatsApp (WA) usai rapat paripurna.

Ada pun agenda rapat paripurna, yakni:

1. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Tentang Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 2022-2051 oleh Gubernur Riau

2. Penyampaian Raperda Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah oleh Gubernur Riau

3. Penyampaian Jawaban Gubernur Atas Pandangan Umum Fraksi terhadap Raperda Tentang Perubahan Bentuk hukum Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Riau Sekaligus Pembentukan Pansus.

Rapat ditutup pimpinan sidang Agung Nugroho pada pukul 12.06 WIB.

Fasilitas “Aduhai!”

Dengan mengikuti rapat paripurna tadi, dataprosa.com langsung menyaksikan bagaimana rapat sampai molor satu jam. Padahal paripurna tersebut bukanlah rapat “kaleng-kaleng.” Yang dibahas di situ menyangkut kehidupan jutaan penduduk di Bumi Lancang Kuning. Data pada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, jumlah Penduduk Provinsi Riau 2021 yaitu 6.493.603 jiwa.

Kalau sampai rapat, khususnya paripurna di DPRD Riau, molor, itu patut menjadi pertanyaan. Padahal, para anggota dewan Provinsi Riau cukup mendapatkan pelbagai fasilitas “aduhai” yang dibiayai negara.

Misalnya saja, selain mendapatkan gaji setiap bulan, untuk biaya makan-minum rapat sebanyak 65 anggota DPRD Riau saja berdasarkan catatan dataprosa.com, pada tahun anggaran 2022 ini jika ditelusuri diperkirakan miliaran rupiah.

Fasilitas lainnya, sebagai contoh, di tahun anggaran 2022, dari hasil pengumuman lelang dapat diketahui, setiap anggota dewan mendapatkan pakaian Melayu Riau yang dibeli pake duit rakyat melalui APBD Riau.

Di DPRD Riau, pada 2022 memang antara lain ada kegiatan Penunjukan Langsung (PL) terkait pengadaan baju untuk seluruh anggota dewan. Yakni proyek “Belanja Pakaian Dinas dan Atribut Pimpinan dan Anggota DPRD (Pengadaan Pakaian Melayu Riau Pimpinan dan Anggota DPRD).”

Usut punya usut, jika dihitung-hitung berdasarkan data yang ada, biaya untuk baju Melayu Riau setiap anggota dewan diprediksi lebih dari Rp2,5 juta.

Yang lebih seru lagi, tak hanya menerima gaji, namun setiap kali rapat paripurna, menurut informasi yang belum dikonfirmasi, ada duitnya, kok. Dengan kata lain, setiap berlangsung rapat paripurna di DPRD Riau, tidaklah gratis!

Guna melakukan konfirmasi, menyangkut sejumlah fasilitas tersebut, dataprosa.com menghubungi Humas DPRD Riau bernama Didi, namun selalu meminta agar dataprosa.com menghubungi pimpinannya.

Kepala Bagian (Kabag) Umum Sekretariat DPRD Riau Tengku Ikhsan yang beberapa kali dihubungi dataprosa.com, belum ada kesempatan untuk memberi penjelasan.

Begitulah di antaranya dugaan sejumlah fasilitas yang diterima seluruh anggota DPRD Riau di tahun anggaran 2022 ini.

Lha, sudahlah molor, kok, mau rapat saja, “dibujuk-bujuk” dulu melalui pengeras suara? red

612 kali dilihat, 3 kali dilihat hari ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDBahasa Indonesia