Natal Wartawan di LPKA Pekanbaru: “Di Doa Ibuku ada Namaku Disebut”

Riau, Indonesia–Hati Ibu mana yang tak gundah melihat anaknya bermasalah dengan hukum. Yang anaknya sampai meringkuk di balik jeruji karena melakukan tindak pidana, sehingga menjadi warga binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).
Di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau anak-anak yang bermasalah dengan hukum di bawah LPKA Kelas II, itu seluruhnya 113 anak. Dari jumlah ini, lebih dari 14 persen di antaranya merayakan Natal. Tepatnya 16 orang.
Lantas, kasus apa saja yang dilakukan anak-anak tersebut sehingga mereka menjadi warga binaan di LPKA?
“Kasus perlindungan anak dan pencurian,” sahut Astri Wahyuni, Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan LPKA Kelas II, Pekanbaru, kepada dataprosa.com mewakili Sukir, Kepala LPKA.
Astri mengungkap hal itu di sela-sela usai acara ibadah Natal pada Perayaan Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Provinsi Riau 2024 bersama Warga Binaan LPKA Kelas II, Pekanbaru, Jumat (20/12-2024) menjelang siang.
Salah satu agenda Panitia Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Provinsi Riau 2024 di Pekanbaru, yakni menyelenggarakan Perayaan Natal bersama anak binaan yang berlangsung di Aula LPKA Kelas II, Pekanbaru.
Kunjungan Panitia Natal disambut antusias 16 anak dan pegawai LPKA yang bertugas. Seluruh anak mengenakan seragam kaos berwarna hitam dikombinasi dengan celana panjang berbagai warna. Acara diawali dengan Ibadah Natal.
Pada acara ibadah, yang bertindak menyampaikan Renungan Natal, yakni anggota Panitia Natal Wartawan Ps Aspin Hutapea. Acara dipandu Edwar J Siadari.
“Kelahiran Yesus akan merubah paradigma berpikir kita. Akan merubah jalan hidup kita jauh lebih baik dari sebelumnya,” ujar Pendeta Aspin Hutapea dalam khotbahnya.
Aspin menambahkan, dalam merayakan natal, ada suka cita di situ. Ada berbagi kasih. “Yesus adalah sahabat orang yang berdosa. Yesus lahir mencari orang yang berdosa agar bertobat,” ujarnya di hadapan Panitia Natal, anak-anak warga binaan dan pegawai yang bertugas, yang duduk di kursi.
“Tuhan Yesus lahir untuk melayani, berbagi kasih. Bukan untuk dilayani,” kata Aspin lagi.
Di tengah-tengah ibadah Natal, seluruh anak membacakan liturgi. Mereka juga menampilkan drama Natal dengan gaya pantomim.
Pada acara, selain khotbah, turut memberi kata sambutan Ketua Panitia Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers 2024 Vera Lusiana Situmorang, Mangasa Panjaitan mewakili Penasihat Natal Wartawan dan Astri Wahyuni, Kasi Pembinaan LPKA Kelas II, Pekanbaru mewakili Kepala LPKA Pekanbaru Sukir.
Baik Pendeta Aspin Hutapea dalam khotbahnya maupun dalam kata sambutan yang disampaikan Vera, Astri maupun Mangasa tak lupa meminta kepada seluruh anak agar berubah usai menjalankan pembinaan di LPKA. Seluruh anak dengan penuh semangat pun berjanji siap untuk menjadi orang yang lebih baik nantinya, sesudah “menuntaskan” pembinaan di LPKA Pekanbaru.
Usai acara ibadah, berlanjut dengan pemberian bingkisan kepada para anak binaan oleh wartawan. Sekalian beriring dengan makan bersama.
Para anak binaan, pegawai LPKA yang bertugas serta seluruh Panitia berbaur makan siang bersama, menikmati nasi bungkus yang memang sudah disiapkan Panitia Natal.
Di tengah asik menikmati nasi bungkus, anak-anak menyumbangkan lagu-lagu Natal atau rohani. Yang satu memperlihatkan kemampuan vokalnya, diiringi rekannya dengan petikan-petikan gitar.
Mendengar anak-anak melantunkan lugu-lagu Natal pada sesi acara umum, kontan saja sebagian besar wartawan memberikan saweran. Suasana pun menjadi heboh dan semarak.
Tapi sebelumnya, salah seorang anggota Panitia Natal, Mangasa, menyumbangkan lagu, sementara di pihak lain orang asik menikmati makan siang-nya. “Di Doa Ibuku Namaku Disebut,” begitu judul lagu yang dilantunkan Mangasa.
Lagu itu mengungkapkan rasa terima kasih dan penghormatan kepada ibu, serta pentingnya doa dan kehadiran ibu dalam kehidupan.
Di waktu ku masih kecil, gembira dan senang
Tiada duka kukenal, tak kunjung mengerang
Di sore hari nan sepi, ibuku bertelut
Sujud berdoa kudengar namaku disebut
Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibu kudengar, ada namaku disebut
Seringlah kini kukenang, di masa yang berat
Di kala hidup mendesak dan nyaris ku sesat
Melintas gambar ibuku, sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar, namaku disebut
Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibu kudengar, ada namaku disebut
Sekarang dia telah pergi ke rumah yang senang
Namun kasihnya padaku selalu kukenang
Kelak di sana kami pun bersama bertelut
Memuji Tuhan yang dengar namaku disebut
Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibuku kudengar, ada namaku disebut
Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibuku dengar, ada namaku disebut
Ada namaku disebut
Begitu lirik lagu rohani “Di Doa Ibuku Namaku Disebut” yang diciptakan Peter P Bilhorn. Di Indonesia, lagu ini dipopulerkan wanita Indonesia Natashia Nikita, penyanyi rohani berwajah oriental.
Ya, hati Ibu mana yang tak sedih melihat anaknya bermasalah dengan hukum.
Tapi meski begitu, Pak Wartawan dan Bu wartawati serta Pak dan Bu pegawai LPKA bisa Natal bersama dengan anak-anak binaan LPKA, berbagi kasih dan berkat.
Berlangsungnya program demi program Natal yang diselenggarakan Panitia Natal Oikumene Wartawan dan Insan Pers Provinsi Riau, tak terlepas dari dukungan pelbagai pihak, antara lain dukungan dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Riau Kepri (Persero), PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP), PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Sumatera Riang Lestari, Sinarmas Forestry Riau, PT Elnusa Petrofin, Asian Agri, Alfamart dan lain-lain. ramses lumban gaol
671 kali dilihat, 6 kali dilihat hari ini