Limbah Galian C di Pekanbaru Diduga Hancurkan Penghasilan Kebun Warga

Pekanbaru, Indonesia–Malang benar nasib Adi, pemilik kebun sawit yang berlokasi di Kecamatan Rumbai Barat, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Baru-baru ini Adi pernah mengeluh kepada wartawan, kebun sawit miliknya yang luasnya tak seberapa, itu hancur tergenang gara-gara dihantam limbah yang berasal dari penambangan pasir galian C yang lokasinya masih di kecamatan setempat.
“Batang sawit aku sudah tertutup sama pasir dan lumpur. Bagaimana mau berbuah?” keluhnya.
Hantaman limbah yang dialami Adi sudah lebih dari 2 tahun.
Adi bercerita, limbah tambang yang hanyut berserakan di kebun sawit warga mengakibatkan kerusakan pada pertumbuhan tanaman. Sebelum adanya aktivitas penambangan pasir, produksi sawit miliknya itu sekali panen bisa menghasilkan 700 kilogram tandan buah segar (TBS). Namun belakangan, paling-paling 200–300 kilogram. Dalam sebulan, panen sawit dua kali.
Hal yang hampir sama juga dialami Pincen, salah satu pemilik kebun sawit di sana. Sebagaimana yang diceritakan Anto, pekerja penjaga kebun milik Pincen.
Anto menuturkan kepada wartawan, kebun sawit milik bos-nya itu juga terkena dampak penambangan pasir. Dulu, kata Anto, kebutuhan air bersih sehari-hari bagi karyawan pihaknya, tercemar limbah. Air menjadi keruh, tak bisa digunakan. “Beruntung, Bos (Pincen, red) mendatangkan alat berat untuk menggali parit sehingga aliran air yang keruh bisa dialihkan,” sebut Anto.
Informasi yang dihimpun dataprosa.com, di sekitar kebun sawit milik Adi, Pincen dan warga lainnya itu memang ada dua aktivitas penambangan pasir, galian C. Yakni penambangan galian C milik Putera Nasution dan Zulmaeta. Diduga kuat, limbah dari aktivitas penambangan yang dilakukan Putera dan Zulmaeta mengakibatkan rusaknya kebun sawit milik Adi, Pincen dan warga sekitar lainnya.
Kepada dataprosa.com, Senin (21/10-2024) melalui sambungan telepon, Zulmaeta mengatakan dirinya tidak mengelola tambang pasir di lokasi yang dimaksud. Tapi dia mengakui lahan di sana memang miliknya. “Silakan hubungi Salamun di lokasi,” kata Zulmaeta.
Sementara Putera Nasution dihubungi dataprosa.com melalui sambungan telepon, Senin (21/10-2024), terhubung namun tidak ada respon.
Tapi meski demikian, menurut informasi yang dihimpun dataprosa.com, Putera Nasution siap untuk menurunkan alat berat dalam upaya mengatasi keluhan masyarakat akibat limbah penambangan pasir yang mengalir ke kebun warga. red
1,015 kali dilihat, 3 kali dilihat hari ini